Pada kesempatan itu, turut hadir Kepala Dusun VI, Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sukardi. Kepala Dusun V, Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Aminan, dan Kepala Dusun 1, Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Repelita Sitepu.
Kepada Hinca, mereka menyampaikan mengenai harga jual sawit saat ini di pasaran terjun bebas dengan harga Rp 800 per kilo.
Baca Juga:
Sejumlah Proyek Dana Desa TA 2024 Diduga SPJ Direkayasa
Harga tersebut, kata Repelita Sitepu, tidak sebanding dengan pengeluaran (cost) yang telah dikeluarkan oleh para petani sawit.
Kepala Dusun V, Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Aminan yang juga sebagai petani sawit, mengaku memiliki ladang seluas 6 rante.
Di lahan tersebut ditanami sawit dan menggunakan pupuk organik Benteng Tani. Setelah memasuki masa panen, ia mengaku hasil panennya memuaskan dengan mencapai 700 Kg.
Baca Juga:
Fakta Baru: Perempuan Lebih Memilih Pria Muda, Ini Alasan di Baliknya
Sementara di lahan seluas 1 hektar ditanami sawit, tidak menggunakan pupuk Benteng Tani melainkan memakai pupuk kimia lainnya, hasil panennya hanya mencapai 500 kg sekali panen.
Dalam dialog bersama para Kepala Dusun itu, Hinca mengatakan bahwa ia konsen dengan pertanian, terutama pada aspek ketahanan pangan yang 10 tahun terakhir ini menjadi isu nasional karena banyak hal.
Baik mengenai harga minyak CPO (Crude Palm Oil) atau sawit yang tidak stabil naik dan turun, tapi juga banyak faktor lain seperti cost produksi yang tinggi sekali disebabkan kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak), kemudian pupuk mengalami kelangkaan.