WahanaNews-Karing | Anggota Komisi III DPR RI, Dr. Hinca I.P. Panjaitan XIII, S.H, M.H., ACCS mengunjungi pabrik pupuk Benteng Tani di Dusun VI Menjahong, Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sabtu (3/9/2022).
Pupuk Benteng Tani, merupakan pupuk organik cair dan bio fungisida yang dikelola PT. Karunia Rotorindo Tani.
Baca Juga:
Sejumlah Proyek Dana Desa TA 2024 Diduga SPJ Direkayasa
Dalam kunjungannya, Hinca didampingi dr Erna Marpaung beserta rombongan. Kehadiran Hinca diterima agronomist PT. Karunia Rotorindo Tani, Rizal Kuswanto dan Manager Marketing Tenno Purba.
Hinca meninjau proses fermentasi hingga pengolahan akhir dan pengemasan pupuk dimaksud ke wadahnya. Politisi Partai Demokrat itu mengaku kagum dan mengapresiasi proses pembuatan pupuk itu, penuh inovasi dan mengurangi pemakaian pupuk kimia.
Agronomist PT. Karunia Rotorindo Tani, Rizal Kuswanto dalam pemaparannya dihadapan Hinca I.P. Panjaitan XIII, menuturkan salah satu keunggulan pupuk cair itu, selain ramah lingkungan, mengandung berbagai microba hidup bakteri pengurai yang dapat menjaga stabilitas tingkat kesuburan tanah secara berkelanjutan.
Baca Juga:
Fakta Baru: Perempuan Lebih Memilih Pria Muda, Ini Alasan di Baliknya
“Bakteri pengurai yang terkandung didalam pupuk cair Benteng Tani inilah yang menghasilkan unsur hara tanah sebagai sumber pakan tanaman. Disamping menghasilkan unsur hara sebagai sumber pakan tanaman, Benteng Tani juga mengandung bakteri hidup sebagai musuh alami gano derma yang kerap menyerang tanaman kelapa sawit yang susah dikendalikan," papar Rizal.
Rizal juga menjelaskan kelebihan Pupuk Benteng Tani, pupuk organik cair lengkap dengan unsur hara makro dan mikro dilengkapi dengan hormon multiguna yang bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan, memperbaiki bunga dan memaksimalkan pembungaan dan pembuahan.
"Di produksi dengan bahan unggulan pilihan dan tidak berbahan dasar limbah peternakan atau pertanian. Tidak hanya itu, pupuk organik Benteng Tani juga diperkaya dengan kultur mikroorganisme unggulan yang berfungsi sebagai penambat nitrogen bebas dan dilengkapi dengan bahan pangan untuk mikroba selama dalam proses bekerja sebagai pengurai di dalam tanah sehingga mikroorganisme di dalam produk tidak bergantung hanya pada bahan organik tanah, pemecah pospat, bakteri pengurai dan pelindung tanah," papar Rizal.
Pada kesempatan itu, turut hadir Kepala Dusun VI, Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sukardi. Kepala Dusun V, Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Aminan, dan Kepala Dusun 1, Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Repelita Sitepu.
Kepada Hinca, mereka menyampaikan mengenai harga jual sawit saat ini di pasaran terjun bebas dengan harga Rp 800 per kilo.
Harga tersebut, kata Repelita Sitepu, tidak sebanding dengan pengeluaran (cost) yang telah dikeluarkan oleh para petani sawit.
Kepala Dusun V, Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Aminan yang juga sebagai petani sawit, mengaku memiliki ladang seluas 6 rante.
Di lahan tersebut ditanami sawit dan menggunakan pupuk organik Benteng Tani. Setelah memasuki masa panen, ia mengaku hasil panennya memuaskan dengan mencapai 700 Kg.
Sementara di lahan seluas 1 hektar ditanami sawit, tidak menggunakan pupuk Benteng Tani melainkan memakai pupuk kimia lainnya, hasil panennya hanya mencapai 500 kg sekali panen.
Dalam dialog bersama para Kepala Dusun itu, Hinca mengatakan bahwa ia konsen dengan pertanian, terutama pada aspek ketahanan pangan yang 10 tahun terakhir ini menjadi isu nasional karena banyak hal.
Baik mengenai harga minyak CPO (Crude Palm Oil) atau sawit yang tidak stabil naik dan turun, tapi juga banyak faktor lain seperti cost produksi yang tinggi sekali disebabkan kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak), kemudian pupuk mengalami kelangkaan.
"Saya menganggap ini menjadi suatu ancaman terbesar bagi ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi yang bisa berdampak pada ketahanan sosial politik di Indonesia. Oleh karena itu, saya sangat konsen betul terhadap kondisi tersebut," kata Hinca.
Adapun kunjungan Hinca, setelah sebelumnya bertemu dengan Manager Marketing PT. Karunia Rotorindo Tani, Tenno Purba.
Tenno menceritakan tentang adanya pabrik pupuk organik yang dibangun putra-putra terbaik Sumatera Utara di Dusun VI Menjahong, Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat.
"Setelah saya tinjau, sangat luar biasa. Ini hasil karya anak bangsa yang mampu berinovasi membuat pupuk dengan campuran buah-buahan dan air kelapa serta bahan lainnya, yang kemudian di fermentasi selama dua bulan hingga menghasilkan pupuk organik yang kualitasnya cukup bagus sekali untuk kesuburan tanah dan juga kesehatan tanaman, sehingga menghasilkan hasil panen yang terbaik," sebut Hinca.
Ditambahkan, selain itu, juga dapat mengurangi cost produksi 30 - 40 persen dari total per hektar lahan sawit para petani. Tidak hanya itu, hasil yang didapatkan para petani sawit juga dapat naik 80 sampai 100 persen jika pengunaan pupuk organik Benteng Tani dilakukan dengan baik. [gbe/rum]