"Tahu tempe ini menjadi sumber protein utama masyarakat," terangnya.
Namun, masalah tidak berhenti di situ. Dampak yang ditimbulkan dari mahalnya kedelai itu bukan hanya bisa memicu terjadinya kenaikan produk turunan dari kedelai saja (tahu, tempe, susu), tapi bahan kebutuhan pangan lain juga bisa naik harganya.
Baca Juga:
Mendag Zulhas: Harga Kedelai Naik Imbas Melemahnya Rupiah
"Jadi kalau kedelai harganya naik dan langka, harga kebutuhan pangan lainnya bisa ikut naik juga. Pengendalian inflasi kian rumit tentunya, dan daya beli masyarakat turun," imbuhnya.
Pemicu kenaikan harga didominasi oleh permintaan yang tinggi di China. Ditambah lagi kenaikan harga energi seperti minyak dunia yang memicu kenaikan harga kedelai termasuk juga harga minyak sawit.
"Kalau di tarik data, tren harga kedelai dunia itu naik sejak Oktober 2021," bebernya.
Baca Juga:
Bulog Subsidi Harga Kedelai Rp 1.000 per Kilogram Hingga Desember 2022
Untuk meredam efek domino kenaikan harga kedelai, kata Gunawan, dalam jangka pendek kedelai harus disubsidi pemerintah.
"Jalan keluar jangka pendeknya memang kedelai ini harus disubsidi," katanya.
Kemudian, jangka menengah dengan melakukan pembelian secara berjangka komoditas kedelai di pasar internasional.