Di dinding lobi utama Menara A menghadap area pintu masuk, Teguh menempatkan lima instalasi perunggu berbentuk kain-kain ulos, yang seolah terbang melayang di udara.
Satu karya seni instalasi lain dipajang dan ditempatkan di area taman dekat lobi Anggoni, juga terinspirasi dari kain ulos.
Baca Juga:
Inilah 3 Putra Berdarah Batak Toba yang Jabat Kapolda di Tahun 2024
Menurut Teguh, ulos merepresentasikan secara tepat filosofi masyarakat Batak yang hangat dan memuliakan para tamu.
”Sepanjang hidup saya kerap berhubungan dengan orang-orang dari suku Batak. Mereka yang saya tahu punya hati lembut walau ucapannya sering terdengar kasar."
"Mereka juga selalu berupaya merangkul orang dari suku lain, yang disimbolkan lewat prosesi pengulosan. Makanya saya lantas membuat patung yang menyimbolkan pelukan ulos,” ujar Teguh.
Baca Juga:
Berapa Jumlah Suku Batak? Ini Penjelasan Beserta Penyebaran Wilayah Penuturnya
Karya instalasi lain yang dibuat Teguh berbentuk lima kain ulos, yang dibuat dari bahan perunggu.
Kelima karya instalasi berbentuk lima kain ulos yang berkibar seolah diterbangkan angin itu dipajang di dinding lobi utama Menara A.
”Angka lima itu adalah angka yang sakral. Ada pula yang menyebut karya saya itu melambangkan kelima sila dasar negara kita, Pancasila,” ujar Teguh.