Lalu, pemimpin upacara mengoleskan minyak kelapa ke dahi bayi.
Usai acara tersebut, pemimpin upacara mencabut pisau Solam Debata yang dibawanya memberkati bayi tersebut.
Baca Juga:
Inilah 3 Putra Berdarah Batak Toba yang Jabat Kapolda di Tahun 2024
Dengan memohon kepada Mulajadi Na Bolon, Ulu Punguan menarikan kain putih agar kain putih tersebut diberkati oleh Mulajadi Na Bolon sebagai pembungkus bayi agar mereka di kemudian hari jauh dari marabahaya.
Dari sumber lain mengatakan, bila bayinya laki-laki, maka akan tombak harus dibawa serta sebagai simbol laki-laki.
Bila bayi tersebut perempuan, maka yang dibawa turut dibawa adalah baliga, perkakas tenun berbentuk seperti sisir. Itulah yang dijadikan sebagai simbol perempuan.
Baca Juga:
Berapa Jumlah Suku Batak? Ini Penjelasan Beserta Penyebaran Wilayah Penuturnya
Sembari menciduk air kemudian memandikan bayi tersebut, pemimpin upacara menyampaikan doa dan ungkapan pengharapan agar keturunan si empunya anak semakin banyak.
Sambil melantunkan sejumlah peribahasa berupa umpama dan umpasa dalam Bahasa Batak Toba, acara berlangsung dengan hikmat.
Usai upacara di areal mata air, bayi tersebut dibawa kembali ke rumah. Setelah berada di dalam rumah, pemberian nama bagi si anak pun dilakukan. Setelah berada di rumah, acara keluarga pun berlangsung.