Jubeletta Lumbagaol, pegawai RSUD mengatakan pelayanan cuci darah di Sidikalang ada sejak masa pemerintah Bupati Eddy Berutu tahun 2019 lalu.
“Pelayanan di cuci darah ada sejak 2019. Namun dilaunchingnya tahun 2020 tepatnya di bulan oktober,” ungkap Jubeletta.
Baca Juga:
MPW Pemuda Pancasila Riau-BPJS Ketenagakerjaan Gelar Sosialisasi Jaminan Sosial Pekerja Informal
Jubeletta menjelaskan, saat ini setiap hari pihak RSUD Sidikalang masih membatasi jumlah pasien untuk melakukan cuci darah. Perharinya petugas medis bisa melakukan cuci darah 14 orang.
“Kalau sekarang ini masih 14 pasien per hari. Jadi pasien lain kami buat daftar tunggu,” ujarnya.
Menurut dia, pasien cuci darah tidak hanya warga Dairi. Ada dari dari kabupaten Pakpak Bharat, Samosir dan Aceh Singkil.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta: Perilaku Heteroseksual Masih Risiko Utama Penyebaran HIV/AIDS
“Banyak dari luar juga yang cuci darah ke sini. Kami tidak ada beda-bedakan. Kami tetap memberikan pelayanan prima,” katanya.
Disebutkan dia, pelayanan cuci darah di RSUD Sidikalang bisa menggunakan BPJS dan umum.
Namun selama ini, kebayakan yang datang menggunakan BPJS. Meski demikian, pelayanan terbaik tetap diberikan kepada pasien. Ia pun mengaku tidak ada membeda-bedakan antara pasien umum dan BPJS.