KaringNews.id | Seorang laki-laki tua asal Tigalingga sedang menjalani cuci darah atau hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang. Namanya Gistan Manulang (58). Dia berbaring di atas tempat tidurnya.
Gistan Manullang tidak sendiri. Ia ditemani istrinya. Gistan menuturkan, cuci darah di RSUD Sidikalang rutin dilakukan. Gistan pun mengatakan cuci darah di tempat lain tidak ada bedanya dengan pelayanan RSUD Sidikalang. Menurutnya, pelayanan di RSUD baik. Pelayanan juga ramah.
Baca Juga:
MPW Pemuda Pancasila Riau-BPJS Ketenagakerjaan Gelar Sosialisasi Jaminan Sosial Pekerja Informal
“Sebelum ada di Dairi, hampir setahun saya cuci darah di Medan, ” kata Gistan Manullang.
Gistan mengatakan, sejak ada cuci darah di RSUD Sidikalang dirinya tidak pernah lagi ke Medan. Ia pun merasa terbantu. Selain itu jaraknya yang sangat dekat.
“Sangat terbantulah, tentu irit biaya,” ucapnya.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta: Perilaku Heteroseksual Masih Risiko Utama Penyebaran HIV/AIDS
Meski demikian, Gistan berharap mesin cuci darah di RSUD Sidikalang perlu ditambah. Menurutnya, di Dairi sudah banyak pasien yang wajib cuci darah.
“Maunya di tambah alatnya,” harapnya.
Gistan pun mengucapkan terima kasih kepada Bupati Eddy Berutu dan Pemkab Dairi yang telah membuat pelayanan cuci darah ada di RSUD Sidikalang.
Ia turut mendoakan Eddy Berutu dan petugas RSUD Sidikalang sehat-sehat dalam menjalankan tugas.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Bupati Dairi sehat-sehat dalam menjalankan pemerintahan. Semoga pelayanan di RSUD Sidikalang terus meningkat,” kata Gistan.
Demikian juga Darigin Tumangger (48) pasien cuci darah asal Kabupaten Aceh Singkil.
Daringin yang sebelumnya melakukan cuci darah di Adam Malik Medan kini bisa cuci darah di RSUD Sidikalang.
“Sebelumnya saya cuci darah di Adam Malik Medan, tapi belakangan saya ke RSUD Sidikalang. Di sini lebih dekat, tentu biayanya lebih sedikit,” katanya.
Daringin pun bersyukur dengan pelayanan cuci darah ada di Dairi. Ia pun mengaku merasakan manfaat program Bupati Eddy Berutu.
“Terima kasih bapak Bupati Eddy Berutu. Saya yang bukan penduduk Dairi merasakan program cuci darah. Semoga pak bupati sehat-sehat,” katanya.
Bisa BPJS
Jubeletta Lumbagaol, pegawai RSUD mengatakan pelayanan cuci darah di Sidikalang ada sejak masa pemerintah Bupati Eddy Berutu tahun 2019 lalu.
“Pelayanan di cuci darah ada sejak 2019. Namun dilaunchingnya tahun 2020 tepatnya di bulan oktober,” ungkap Jubeletta.
Jubeletta menjelaskan, saat ini setiap hari pihak RSUD Sidikalang masih membatasi jumlah pasien untuk melakukan cuci darah. Perharinya petugas medis bisa melakukan cuci darah 14 orang.
“Kalau sekarang ini masih 14 pasien per hari. Jadi pasien lain kami buat daftar tunggu,” ujarnya.
Menurut dia, pasien cuci darah tidak hanya warga Dairi. Ada dari dari kabupaten Pakpak Bharat, Samosir dan Aceh Singkil.
“Banyak dari luar juga yang cuci darah ke sini. Kami tidak ada beda-bedakan. Kami tetap memberikan pelayanan prima,” katanya.
Disebutkan dia, pelayanan cuci darah di RSUD Sidikalang bisa menggunakan BPJS dan umum.
Namun selama ini, kebayakan yang datang menggunakan BPJS. Meski demikian, pelayanan terbaik tetap diberikan kepada pasien. Ia pun mengaku tidak ada membeda-bedakan antara pasien umum dan BPJS.
“Tidak ada dibedakan, mau BPJS dan umum pelayanan baik tetap diutamakan,” ungkapnya.
Kepadanya, pasien berharap fasilitas untuk cuci darah terus ditingkatkan lagi.
“Tidak hanya saya, pasien pelayanan cuci darah ini terus ditingkatkan termasuk alat cuci darah yang perlu ditambah,” harapnya.[zbr]