KaringNews.id | Kehadiran organisasi kepemudaan seperti Pemuda Merga Silima (PMS) di Kabupaten Dairi bukanlah sesuatu yang baru, namun kehadiran PMS di kabupaten ini tentu akan menambah warna bahwa Kabupaten Dairi merupakan sebuah wilayah yang memiliki pluralisme yang sangat kuat namun senantiasa menjunjung tinggi harmonisasi.
Hal demikian disampaikan Bupati Dairi Dr Eddy Keleng Ate Berutu pada pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PMS Kabupaten Dairi periode 2022-2027, Minggu (15/05/2022) di GOR Sidikalang.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Kediri Pamerkan Produk UMKM Unggulan di Batik Fair Surabaya
Disebutkannya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kaya yang dipengaruhi oleh wilayah yang sangat luas.
“Tak ubahnya Kabupaten Dairi. Cara-cara hidup, dan bertutur karena perbedaan itu pun sangat beragam di sini. Kabupaten Dairi bisa dijadikan sebagai miniaturnya Indonesia karena memiliki keberagaman dan perbedaan yang menyatukan,” kata Bupati.
Bupati Eddy Berutu pun sedikit bercerita pengalamannya saat mengikuti pertemuan dengan presiden Joko Widodo bersama kepala daerah se-Indonesia di Bali.
Baca Juga:
Kenaikan Harga TBS Kelapa Sawit Kalimantan Timur Periode Maret 2024
“Presiden dalam pertemuan bersama kepala daerah di Bali mengingatkan bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar bila seluruh masyarakatnya saling menguatkan dan menghilangkan ketergantungan pada bangsa lain seperti menggunakan produk lokal terlebih produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)”.
“Mari kita sukseskan program nasional bangga menggunakan produk lokal, dan menghilangkan ketergantungan pada bangsa lain. Karena ini adalah era digital, gunakanlah teknologi digital itu dalam memasarkan produk lokal kita. Namun di zaman digital kita juga mesti tetap hati-hati untuk tetap bijak menggunakan teknologi informasi dan sosial media. PMS bersama seluruh masyarakat Karo tidak mudah terprovokasi atas informasi yang diragukan kebenarannya,” kata Eddy mengakhiri.
Sementara itu, Ketua Umum (Ketum) PMS, Mbelin Brahmana, menyampaikan sejarah berdirinya PMS sejak tahun 1985 diawali dari pemuda-pemuda Karo di terminal Medan yang sering terjadi perselisihan, karena berbagai penyebab.