KARING.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Perbedaan pendapat antara Adian Napitupulu anggota DPR RI dan Purbaya Menteri Keuangan RI tampaknya akan berbuntut panjang.
Sebagai seorang menteri tentu tugasnya membantu presiden membenahi keuangan negara, menambah pendapatan negara, pendapatan rakyat, memberi rasa nyaman ke pengusaha dan pengawasan internal kementerian keuangan.
Baca Juga:
Al-Azhar Resmikan Prodi S1 Bahasa Indonesia, 350 Mahasiswa Mesir Langsung Pilih Jurusan Ini
Internal kementerian keuangan khususnya bea cukai dan pajak perlu mendapat perhatian dan pengawasan khusus secara terus menerus.
Import ilegal ataupun indikasi permainan dokumen import dapat menyebabkan kerugian negara sekaligus merugikan pengusaha dalam negeri seperti import rokok ilegal, import tekstil/pakaian ilegal, bahkan pelaku UMKM dalam negeri pun dapat gulung tikar akibat import ilegal tersebut.
Begitu juga dengan oknum pajak yang kita indikasikan bermain serta merekayasa pajak yang menguntungkan bagi pengemplang pajak dan merugikan negara.
Hal ini terlihat seperti pajak batubara,timah dan lain sebagainya.
Baca Juga:
Fitur Baru Paspor RI: Halaman Visa Kini Bercahaya di Bawah Sinar UV
Disisi lain Adian Napitupulu melihat banyaknya pelaku usaha dalam negeri yang sudah gulung tikar dan bahkan menanggung hutang Bank.
Pabrik rokok, pelaku UMKM, usaha thrifting dan lain sebagainya satu persatu tumbang akibat import ilegal dan lain-lain.
Adian melihat lesunya produksi dalam negeri dan melihat banjirnya barang-barang import.
Jika tidak segera dibenahi regurasi dan pengawasan internal maka ekonomi rakyat akan segera ambruk.
Mahfud MD pada sebuah podcast mengatakan bahwa tindakan korupsi terjadi disemua kementerian.
Tentunya ini juga sebuah PR bagi Purbaya sebagai penyedia dana bagi kementerian dan menjadi tugas pemerintahan pusat. Khususnya indikasi korupsi di kementerian keuangan.
Albert Soekanta Ketua Presidium Kesatuan Buruh Marhaenis melihat maksud dan tujuan Adian Napitupu dan Purbaya itu adalah sama-sama ingin meningkatkan pendapatan rakyat melalui pelaku usaha dan meningkatkan pendapatan negara.
"Tetapi yang kita lihat Purbaya seperti 'koboy' yang kehilangan pistol. Purbaya kelihatannya hanya melakukan sidak kesana kemari," katanya, Minggu (23/11/2025).
"Perilaku korupsi terhenti beberapa jam disaat Purbaya sidak, setelah itu kita indikasikan terjadi lagi permainan-permainan. Dimana seharusnya Purbaya membersihkan dulu internalnya baru sidak. Buatlah regurasi yang menguntungkan pelaku usaha dan rakyat," tambahnya.
Albert mengatakan melihat kecemasan-kecemasan yang dimaksud oleh Adian Napitupu sebagai 'bom waktu' bagi pelaku usaha besar maupun bagi UMKM dan akan terjadi PHK besar-besaran dan tidak terbendung jika internal tidak cepat dibersihkan dan jika tidak ada regurasi yang dapat menguntungkan pelaku usaha besar dan pelaku usaha UMKM.
Albert berharap Purbaya dapat mengajak Adian Napitupu, Prof Renard Khasali beserta beberapa ahli ekonomi lainnya untuk membenahi ekonomi Indonesia.
"Purbaya tidak dapat berjalan sendiri seperti koboy. Seorang koboy akan mati mengenaskan jika berhadapan dengan gangster atau mafia. Purbaya harus punya team yang handal dan punya strategi yang handal dalam menjalankan tugasnya. Kita berharap ekonomi negara membaik dan rakyat Indonesia sejahtera," tutup Albert.
[Redaktur: Robert Panggabean]