WahanaNews-Karing | Kabupaten Dairi, Sumatera Utara menyimpan sejuta pesona tersembunyi yang layak untuk dikunjungi.
Selain menawarkan wisata alam yang memesona, dataran tinggi di tepian Danau Toba ini juga menyajikan wisata budaya yang asyik.
Baca Juga:
Aksi AKP Dadang Guncang Solok Selatan, Hujani Rumah Dinas Kapolres dengan Tembakan
Dairi memang terkenal dengan potensi alamnya yang bikin kamu betah berlama-lama di sana, terutama jika berkunjung ke Silalahi di bibir pantai Danau Toba. Wisata alam seperti sungai, air terjun juga banyak di sana.
Sembari menikmati keindahan alam Dairi, Anda juga bisa sekalian berkunjung ke lokasi-lokasi wisata budaya atau sejarah di sana. Hitung-hitung, berekreasi sembari menambah ilmu.
Melansir travel.wahananews.co, berikut rekomendasi 5 destinasi wisata budaya yang ada di Dairi untuk Anda:
Baca Juga:
OTT KPK Bengkulu, Calon Gubernur Petahana Dibawa dengan 3 Mobil
1. Rumah Adat Pakpak
Rumah Adat Pakpak memang terdapat di beberapa tempat. Namun kamu bisa mengunjungi lokasi Rumah Adat Pakpak yang berada di kawasan Sidikalang, Dairi.
Rumah Adat Pakpak ini memiliki desain yang didominasi oleh kayu dan ijuk.
Setiap sudut bangunan mempunyai ciri tersendiri, misalnya bubungan atap yang melengkung atau disebut juga "Petarik-tarik Mparas ingenken ndengel," yang artinya berani memikul resiko seberat apapun demi mempertahankan atau menjaga adat istiadat.
Untuk mengenal lebih jauh, kamu bisa langsung berkunjung ke sana. Kamu hanya perlu membayar tiket masuk Rp 10 ribu untuk menjelajahi rumah adat itu.
Tak ada batasan jam kunjungan di sana. Kamu bisa datang kapan saja.
2. Tugu Makam Raja Silahisabungan
Tugu Makam Raja Silahisabungan ini terdapat di Desa Silalahi III, Kecamatan Silahisabungan.
Di sana, Anda bisa belajar sejarah dan tarombo Opung Silahisabungan sebagai landasan partuturan mereka kepada seluruh keturunan Oppung Silahisabungan.
Oppung Silahisabungan merupakan sosok yang membuka kampung di Tao Silalahi. Mempunyai 7 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.
Tugu tersebut diresmikan pada 23 sampai 27 November 1981 oleh seluruh Pomparan Raja Silahisabungan.
Di dekat tugu tersebut, terdapat juga batu yang bertuliskan sumpah untuk keturunan Raja Silahisabungan yaitu Poda Sagu Sagu Marlangan. Sumpah itu memiliki makna yang kuat dan tidak boleh dilanggar.
3. Pagar Parorot
Pagar Parorot diyakini masyarakat di sana mampu menyembuhkan orang sakit akibat terjatuh, dengan cara dimandikan di atas batu tersebut. Batu ini diyakini mampu menyembuhkan anak-anak hingga orang dewasa.
Berdasarkan cerita sejarah penduduk asli sekitar, Batu Pagar Parorot merupakan makam tukang bangunan zaman dulu, yang dikubur secara hidup-hidup atas permintaannya.
Dia merasa bersalah karena membangun rumah adat dan lumbung yang tidak sesuai dengan permintaan warga tersebut.
Batu tersebut juga konon katanya, mampu menenangkan anak yang nangis tersedu-sedu, bahkan pernah juga ada warga yang menitipkan anaknya di batu tersebut dan aman.
Lokasinya di Desa Silalahi I, Kecamatan Silahisabungan.
4. Batu Sigadap
Batu Sigadap merupakan batu pengadilan. Konon batu sigadap ini dibuat oleh Silahisabungan karena murka atas 7 anak laki-lakinya yang bersengketa atas tanah, sehingga dibuatlah batu pengadilan untuk anak-anaknya.
Sesuai dengan bentuk batu yang terdapat di pengadilan itu, yang benar dan jujur akan tetap sehat dan berdiri, seperti posisi batu yang berdiri atau batu Sijonjong.
Sedangkan yang salah akan jatuh (gadap) atau mengalami kesakitan tak berdaya hingga meninggal seperti posisi batu yang tergeletak atau Batu Sigadap.
Sampai saat ini, Batu Sigadap tersebut masih dipercaya sebagi lokasi untuk mengambil sumpah keturunan Raja Silahisabungan yang berselisih.
Batu tersebut terdapat di Desa Panukunan, Silalahi I.
5. Aek Lassabunga
Aek Lassabunga konon katanya merupakan lokasi dimana pertama kali Raja Silahisabungan menginjakkan kaki di Silalahi.
Selain itu, Aek Lassabunga merupakan tempat mandinya Raja Silahisabungan menggunakan jeruk purut atau anggir.
Konon pemandian ini katanya dapat menyembuhkan penyakit, namun hanya keturunan dari Raja Silahisabungan saja yang boleh melakukan ritual mandi di sini.
Jadi kalau kamu bukan keturunan Raja Silahisabungan, maaf kamu tak bisa mandi di situ. Tapi tenang, tidak bisa mandi bukan berarti tidak bisa melihat pemandian tersebut. Jadi langsung saja kunjungi Desa Silalahi. [gbe/jat]