KaringNews.id | Pada tahun 2010 berjarak ratusan kilometer di sebelah selatan Tokyo tepatnya di dekat Pulau Iwo Jima terdengar bunyi gemuruh rendah yang berasal dari dalam laut.
Kemudian jutaan gelembung naik ke permukaan laut airnya mulai memanas dan mendidih suhunya begitu panas hingga bisa digunakan untuk merebus telur.
Baca Juga:
Gempa M 6,4 Guncang Gorontalo Dini Hari, BMKG: Tak Ada Ancaman Tsunami
Area panas ini terus meluas sampai seukuran Stadion. Banyak uap super panas juga memenuhi udara disekitar lalu bongkahan tanah terlontar dari air.
Saat itu semuanya sudah berhenti, air menjadi dingin dan permukaan laut kembali tenang.
Pada hari itu rupanya ada letusan gunung bawah laut di situ tidak terjadi bencana tapi pada tahun 2021 kejadian yang sama berulang lagi.
Baca Juga:
52 Gempa Bumi Guncang Maluku, BMKG Ungkap Pentingnya Mitigasi
Penjaga pantai Jepang mengingatkan aktivitas vulkanik kuat di area tersebut. Uap dan gas panas dari mulut gunung berapi bisa menyembur dari dalam air.
Kemudian terlontar ke udara sampai ketinggian 16 KM atau hampir setara dengan dua kali tinggi gunung Everest.
Gunung berapi besar telah bangun dan perlahan mulai naik ke permukaan. Kalau dilihat dari atas tidak hanya ada gunung berapi.
Tapi ada Pulau utuh berbentuk mirip tapal kuda. Para seismolog bilang Pulau vulkanik ini hanyalah puncak gunung es.
Itulah analogi mereka di bawah air masih ada banyak tempat vulkanik light. di Pulau ini juga menerbangkan banyak udara dengan gas dan Abu.
Langit berubah kelabu para ilmuwan terus mengamati gunung berapi ini tapi mereka tidak tahu pasti konsekuensinya.
Letusan gunung berapi bawah air seperti ini memang tidak asing lagi bagi warga di lepas pantai Jepang.
Tapi kejadian ini tetap unik. Gunung berapi di bawah air tidak meletus dan tidak memuntahkan lava ke atas karena diatasnya terdapat banyak air.
Tekanannya semakin tinggi saat magma keluar air akan segera menekannya ke dasar laut jutaan galon lava tenggelam kemudian dingin dan memadat.
di sekitar Gunung Merapi lava ini membentuk lapisan batuan bumi tebal kebanyakan letusan bahwa air tidak menimbulkan perubahan di permukaan laut.
Agar Pulau bisa muncul dipermukaan laut gunung berapi memerlukan banyak magma.
Letusan vulkanik berikutnya menghasilkan lapisan tebal lain setelah jutaan tahun lava mengalir dari gunung letusan yang terus terjadi membuat dasar laut semakin tinggi.
Seiring waktu lapisan lava dingin ini semakin tinggi. Akhirnya pada suatu hari gunung ini muncul di permukaan laut kemudian berubah menjadi pulau.[zbr]