WahanaNews-Karing | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi, Sumatera Utara, kurang lebih 2 tahun lalu bersama Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Baja Desa Parbuluan, dan Karang Taruna Sumut melakukan tanam bersama kopi.
Selasa (18/10/2022), dilakukan panen perdana kopi arabika demplot percontohan perkebunan, tepatnya di Desa Bangun Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi.
Baca Juga:
Sat Narkoba Polres Dairi Tangkap Petani yang Diduga Jadi Bandar Narkoba
Panen perdana itu dihadiri Bupati Dairi diwakili Kepala Dinas Pertanian, Robot Simanullang, Ketua Karang Taruna Sumut, Dedi Dermawan Milaya, dan Ketua Taruna Tani Sumut, Darwis Harahap.
Hadir juga, Kadisparbudpora Rahmat Syah Munthe, Sekretaris Dinas Sosial, Camat Parbuluan, SMT Sinaga, Kepala Desa Bangun, Japirin Sihotang, serta para petani binaan Bumdes Baja.
Robot dalam sambutannya mengatakan bahwa kita patut bersyukur Kabupaten Dairi memiliki topografi yang berbukit di jajaran bukit barisan yang menjadikannya kaya dengan ragam potensi alam, khususnya produk pertanian, seperti kopi Sidikalang yang telah dikenal di Indonesia bahkan sampai ke mancanegara.
Baca Juga:
Pj Sekda Dairi: Terjadi Kenaikan Menjadi 36 Kasus Kematian Bayi pada Tahun 2024
Secara garis besar, katanya, ada dua jenis Kopi Sidikalang yang ditanam petani, yakni arabika dan robusta. Kopi Sidikalang robusta terkenal memiliki kadar kafein yang lebih tinggi dan rasanya lebih strong dibandingkan arabika.
Tempat tumbuhnya juga berbeda, Sidikalang robusta sudah bisa ditanam di ketinggian 600 - 700 Mdpl, sedangkan kopi arabika minimal diatas 1.000 Mdpl.
"Perhatian khusus selalu diberikan oleh bapak bupati yang sangat concern akan pembanguan di Kecamatan Parbuluan, itu terbukti dari seringnya pak bupati hadir melakukan kunjungan, termasuk kunjungan Dinas Pertanian ke kecamatan ini. Bahkan kecamatan ini mendapat perhatian khusus dimana menjadi lokasi percontohan KUR Klaster untuk tanaman hortikultura," katanya.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Sumut, Dedi Dermawan Milaya menyampaikan kopi yang ia kenal sejak kecil adalah kopi Sidikalang, dan rasa kopi Sidikalang melekat dalam benaknya hingga sekarang.
"Sejak kecil saya hanya tau kopi Sidikalang, bukan kopi Lintong, tapi kenapa kopi Sidikalang jadi terkesan tertinggal, malah kopi Lintong yang lebih naik namanya. Kami mencoba mengembangkan kembali bagaimana potensi kopi Sidikalang bangkit lagi dan dikenal dunia," kata Dedi.
Menurut Dedi, selaku pekerja sosial, Karang Taruna mencoba menggali investasi untuk berbuat, membuat tempat pusat edukasi, dan menciptakan sosial enterpreneur di berbagai sektor, tinggal bagaimana pemuda Dairi yang memiliki keahlian menyalurkan kreatifitasnya dan menjadi sosial leader dan bisa menjadi kebanggan masyarakat Dairi. [gbe]