WahanaNews-Karing | Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.0 terjadi di daerah Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Sabtu (1/10/2022) dini hari sekira pukul 2.28 Wib.
Gempa terjadi pada kedalaman dangkal 10 kilometer di kelurusan patahan aktif Toru, yang merupakan segmentasi dari patahan Sumatera.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Demikian keterangan pers diterima WahanaNews.co dari Andrean Simanjuntak, bagian humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah I.
Disebut, titik pusat gempa dilaporkan berada di 15 kilometer arah barat laut Tapanuli Utara. Titik koordinat di 2.13 derajat Lintang Utara (LU) dan 98.89 derajat Bujur Timur (BT) atau pada koordinat 2.13° LU - 98.89° BT.
BMKG melaporkan gempa itu tidak berpotensi memicu terjadinya tsunami karena terjadi di darat dan dikategorikan sebagai gempa signifikan.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Belum ada informasi mengenai kerusakan yang timbul akibat gempa itu. Namun, getaran gempa cukup membuat warga panik dan melaporkan beberapa perabotan hampir jatuh.
Beberapa masyarakat merasakan getaran sekitar VI MMI di Tarutung, IV MMI di Singkil, V MMI di Sipahutar, III MMI di Tapaktuan dan III MMI di Gunung Sitoli.
Modified Mercalli Intensity (MMI) adalah skala intensitas gempa bumi internasional. Skala V - VI MMI berpotensi memberikan kerusakan pada beberapa bangunan.
Informasi dari BPBD setempat, beberapa warga sempat keluar rumah karena panik terhadap goncangan gempa yang terjadi dengan durasi sekitar 3 - 6 detik.
Menurut Andrean Simanjuntak, yang juga seismologist BMKG, gempa Tarutung pada kedalaman yang dangkal yaitu 10 kilometer, sehingga bisa dikaitkan dengan aktivitas tektonik dari patahan aktif di Provinsi Sumatera Utara yaitu patahan Toru.
Dari hasil analisa BMKG, gempa Tarutung dimaksud memiliki mekanisme patahan geser dengan arah menganan (dekstral) yang umumnya terjadi di sepanjang patahan Sumatera.
Distribusi gempa bumi pada wilayah Tarutung umumnya didominasi oleh gempa-gempa dangkal dari patahan aktif Toru dan Renun yang aktif bergerak tiap tahunnya dengan laju geser 1 - 2 cm per tahun.
Secara tektonik, patahan Toru terbentuk dari proses subduksi yang terjadi pada pantai barat Sumatera yang menghasilkan sistem patahan dengan dominan bergerak arah menganan atau Barat Laut - Tenggara.
Pada sistem tektonik Sumatera, gempa bumi di Tarutung merupakan tipe gempa crustal, yang berasal dari aktivitas tektonik di kerak bumi pada lempeng Eurasia.
Dalam beberapa kasus, aktivitas gempa crustal memiliki potensi untuk mempengaruhi seismisitas pada patahan aktif terdekat yang tersegmentasi di sepanjang daratan Sumatera.
Andrean menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir dan panik dalam menanggapi informasi yang tidak benar dan berlebihan.
Masyarakat diminta bisa memahami kondisi kegempaan di daerah tempat tinggal, selalu waspada dan tetap mengikuti informasi resmi terkait gempa bumi dari media sosial BMKG dan kanal-kanal berita yang valid. [gbe]