KaringNews.id | Sebanyak tiga ekor anak harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) lahir di Sanctuary Harimau Barumun yang terletak di Desa Batunanggar, Kecamatan Batangonang, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Sumatera Utara.
"Harimau Sumatera itu diperkirakan lahir Minggu (23/1). Awal kelahiran ini diketahui oleh Keeper Sanctuary Harimau Barumun dari pengamatan CCTV pemantau yang beroperasi 24 jam, dan kemudian melaporkannya kepada Yayasan Parsamuhan Bodichita Mandala Medan (YPBMM) untuk selanjutnya diteruskan kepada Balai Besar KSDA Sumatera Utara," kata Plt Kepala Balai Besar KSDA Sumut Irzal Azhar, dalam keterangan tertulis, Jumat.
Baca Juga:
Kirab Obor Api PON XXI Disambut Dengan Meriah di Gunung Tua Paluta
Irzal menyebutkan, hasil pengamatan langsung oleh petugas Balai Besar KSDA Sumut, dipastikan terdapat tiga anak Harimau Sumatera yang sedang menyusui induknya.Anak-anak Harimau tersebut terlihat dalam kondisi sehat dan belum dapat membuka mata.
Jenis kelamin ketiganya belum bisa diidentifikasi disebabkan kesulitan mengamatinya dari jarak dekat, karena kandangnya yang luas dan ditutup semak belukar.
"Kondisi kandang memang dibuat sedemikian rupa menyerupai kondisi alam,terdapat pohon-pohon,semak belukar dan sumber air.Namun saat ini pemantauan ketiga anak Harimau terus dilakukan melalui pengamatan CCTV untuk melihat perkembangan ke depan," ucapnya.
Baca Juga:
Gawat, Kabel PLN Hanya Satu Meter dari Tanah di Kecamatan Halongonan, Paluta: Ancaman bagi Masyarakat
Ia menjelaskan, sebelumnya 3 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 8 Desember 2018, di tempat yang sama juga telah lahir 2 ekor anak Harimau Sumatera, jenis kelamin jantan dan betina yang diberi nama penanda "Surya Manggala" dan "Citra Kartini".
"Saat ini kedua anak Harimau tersebut sudah berumur 3 tahun dan sedang disiapkan untuk dilepas liarkan ke alam," katanya.
Sanctuary Harimau Barumun yang terletak di Desa Batunanggar, Kecamatan Batangonang, Kabupaten Padang Lawas Utara merupakan tempat yang dibangun Balai Besar KSDA Sumut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerjasama dengan YPBMM pada tahun 2016, dengan tujuan sebagai tempat untuk merehabilitasi harimau korban konflik.